Sunday, January 10, 2010

Dia masih pungguk biasa

Entah kenapa kadang terasa dia mampu menentang dunia. Seolah dia mampu untuk terbalikkan bumi semahu dia. Sepertinya dia punya kudrat untuk mengubah semuanya. Tapi akhirnya dia tersedar sendiri, yang dia cuma makhluk biasa. Yang hidupnya ditetapkan maha Esa. Kalaulah dia mampu mencaturkan semua yang di dalam hati. Biar semuanya jadi mudah. Kalaulah... !

Ya. Dia masih pungguk yang sama. Yang masih merenung bulan dari jauh. Sekalipun dia sedar dia tetap pungguk yang selalu mengharapkan bulan jatuh keriba. Sekalipun dia tahu berharap pada bulan bukanlah sesuatu yang akan jadi nyata. Sekalipun dia memang tahu semuanya cuma sia-sia. Dia tahu semua itu. Sungguh dia tahu.

Ya. Dia masih pungguk yang sama. Yang selalu ditemani bintang-bintang yang berkerlipan di langit hitam. Yang selalu bertenggek pada pokok sambil merenung malam. Yang pada pandangan kalian dia mungkin berkuasa untuk mengawal malam. Tapi kalian silap, dia cuma pungguk biasa. Yang kadang sambil menatap langit, matanya berkaca mengalirkan butir-butir jernih lalu jatuh ke bumi. Ya, dia pungguk yang terlalu biasa. Yang hakikatnya langsung tak punya apa-apa. Titik.

Dan sungguh dia pungguk yang tak pernah mengharapkan simpati dari siapa-siapa. Titik kali kedua.

NotaAddy : Aku tahu antara kalian pasti ada yang mual, muak dan jijik dengan cerita yang asyik tentang pungguk. Pasti ada, aku yakin. Jadi, abaikan saja. Dan tutup tetingkap blog aku. Habis cerita. Titik lagi.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...