Dia senyum kerna cintanya pada kamu.
Dia ketawa kerna sayangnya pada kamu.
Dan sekarang, dia mula menangis kerna rindunya pada kamu.
Sunday, December 05, 2010
Tuesday, October 26, 2010
Berharap
Kamu boleh berhenti berharap pada manusia, tapi jangan sekali-kali kamu berhenti berharap pada Dia. Jangan pernah langsung terdetik untuk berhenti sekalipon. Jangan.
Wednesday, October 20, 2010
Saat aku
Saat ku pejamkan mata, yang terlihat cuma kamu.
Saat ku helakan nafas, yang terhembus cuma kamu.
Saat aku akan pergi, yang ku mahu disisi cuma kamu.
Saat ku helakan nafas, yang terhembus cuma kamu.
Saat aku akan pergi, yang ku mahu disisi cuma kamu.
Monday, August 02, 2010
Friday, June 11, 2010
Kepercayaan
Memulakan persahabatan dengan cara menipu, walaupun cuma sekecil-kecil zarah sekalipun, sungguh kau langsung takkan peroleh apa-apa. Langsung tak akan. Kalau nikmatnya kau mampu rasa sekalipun, percayalah ia takkan lama. Kerna lambat-laun kau akan hilang semuanya. Paling teruk, kau hilang sesuatu yang dinamakan kepercayaan.
Sekarang kau menyesal?
Sekarang kau menyesal?
Monday, May 31, 2010
Kembali
Aku kembali. Ya aku kembali. Bukanlah punya maksud yang betul-betul berarti. Cuma sekadar mahu lepaskan rindu yang membuak dan menggila dalam hati. Ya sungguh aku rindu pada tulisan-tulisan kalian. Juga pada kalian yang selalu buat aku senyum nampak gigi ;D
5 bulan aku tak menulis. Gilalah!
5 bulan aku tak menulis. Gilalah!
Sunday, January 10, 2010
Dia masih pungguk biasa
Entah kenapa kadang terasa dia mampu menentang dunia. Seolah dia mampu untuk terbalikkan bumi semahu dia. Sepertinya dia punya kudrat untuk mengubah semuanya. Tapi akhirnya dia tersedar sendiri, yang dia cuma makhluk biasa. Yang hidupnya ditetapkan maha Esa. Kalaulah dia mampu mencaturkan semua yang di dalam hati. Biar semuanya jadi mudah. Kalaulah... !
Ya. Dia masih pungguk yang sama. Yang masih merenung bulan dari jauh. Sekalipun dia sedar dia tetap pungguk yang selalu mengharapkan bulan jatuh keriba. Sekalipun dia tahu berharap pada bulan bukanlah sesuatu yang akan jadi nyata. Sekalipun dia memang tahu semuanya cuma sia-sia. Dia tahu semua itu. Sungguh dia tahu.
Ya. Dia masih pungguk yang sama. Yang selalu ditemani bintang-bintang yang berkerlipan di langit hitam. Yang selalu bertenggek pada pokok sambil merenung malam. Yang pada pandangan kalian dia mungkin berkuasa untuk mengawal malam. Tapi kalian silap, dia cuma pungguk biasa. Yang kadang sambil menatap langit, matanya berkaca mengalirkan butir-butir jernih lalu jatuh ke bumi. Ya, dia pungguk yang terlalu biasa. Yang hakikatnya langsung tak punya apa-apa. Titik.
Dan sungguh dia pungguk yang tak pernah mengharapkan simpati dari siapa-siapa. Titik kali kedua.
NotaAddy : Aku tahu antara kalian pasti ada yang mual, muak dan jijik dengan cerita yang asyik tentang pungguk. Pasti ada, aku yakin. Jadi, abaikan saja. Dan tutup tetingkap blog aku. Habis cerita. Titik lagi.
Ya. Dia masih pungguk yang sama. Yang masih merenung bulan dari jauh. Sekalipun dia sedar dia tetap pungguk yang selalu mengharapkan bulan jatuh keriba. Sekalipun dia tahu berharap pada bulan bukanlah sesuatu yang akan jadi nyata. Sekalipun dia memang tahu semuanya cuma sia-sia. Dia tahu semua itu. Sungguh dia tahu.
Ya. Dia masih pungguk yang sama. Yang selalu ditemani bintang-bintang yang berkerlipan di langit hitam. Yang selalu bertenggek pada pokok sambil merenung malam. Yang pada pandangan kalian dia mungkin berkuasa untuk mengawal malam. Tapi kalian silap, dia cuma pungguk biasa. Yang kadang sambil menatap langit, matanya berkaca mengalirkan butir-butir jernih lalu jatuh ke bumi. Ya, dia pungguk yang terlalu biasa. Yang hakikatnya langsung tak punya apa-apa. Titik.
Dan sungguh dia pungguk yang tak pernah mengharapkan simpati dari siapa-siapa. Titik kali kedua.
NotaAddy : Aku tahu antara kalian pasti ada yang mual, muak dan jijik dengan cerita yang asyik tentang pungguk. Pasti ada, aku yakin. Jadi, abaikan saja. Dan tutup tetingkap blog aku. Habis cerita. Titik lagi.
Subscribe to:
Posts (Atom)